Buku Selanjutnya
Tak terasa sobekkan kalenderku sudah habis ku buat pesawat, lalu ku terbangkan untuk menyambut pagi ini. 364/365 sudahberhasil kulewatkan, syukur yang harusnya ku ucapkan bukankeluhan yang ku lontarkan, ya, pada cermin kaca kamar yang tak mengerti sebenarnya apa yang terjadi. 1 hari lagi tahun akan berganti, akankah umurku akan sampai pada lembar terakhir buku baru yang sudah diangan -angankan banyak orang. Akankah buku itu akan sad ending atau happy ending,akankah kisahnya akan melewati jalan yang lurus saja atau jalan terjal nan berkelok atau berliku - liku, akankah mulus sesuai dugaanku atau terjal bak sandal pijat kakekku, akankah kisahnya seindah anganku, entalah yang terpenting ku masih bisa melihat akhir dari lembar buku ini.
Pagi yang di nanti page 365/365 akhirnya sebentar lagi akan ku baca dengan teliti dan ku harap dapat ku tutup dengan rapi dan berharap happy ending layaknya kisah aladin dan jasmin yang akhirnya direstui. Sayang, aku hanya manusia biasa,bukan aladin si pemilik karpet Ajaib atau putri mahkota dari raja ternama, aku hanya gadis tanpa ibu yang hidup Bersama 2 orang laki- laki yang sama sekali sulit ku mengerti. Entalah akankah dapat ku menjadi peramal agar dapat mengerti 2 orang laki-laki yang sebelumnya kami tidak sedekat serat anyaman karung goni. Ditambah benang pengjahitnya sudah terputus, kami hanya karung ghoni lusuh yang hampir brodol tak terurus. Kuharap aku serat paling kuat, agar mampu teranyaman erat dengan serat lainnya. Entah akan di jadikan apa karung ini. entalah hanya pada lembar selanjutnya akan terjawab kisahnya.
Petrikor tercium sejak awal page 365 dibuka. Tak terasa petrikor kini sudah menghilang, hanya sisa air yang mulai menggenang hampir di seluruh plosok kota. Pikirku mungkin langit sedang menunjukan puncak sesak di dadanya, menahan semua amarah yang telah manusia perbuat pada buminya.Kurahap, ia keluarkan habis-habisan dan pada page 1 buku selanjutnya hanya tersisa cerita baru nan ceria, bersajak layaknya kata- kata anak senja. Sehingga gadis seperti aku ini,dapat menghirup kembali hangatnya udara kota, agar mampu menjalankan hidup dengan syukur dan sedikit rasa Bahagia karena alam mendukungnya, ya gadis seperti aku hanya mengharapkan dukungan alam untuk menjalani hidupnya, hidup tanpa ibu membuatku merasa semua yang diperbuat hanya sia-sia, tidak ada tempat cerita dan pulang. Entalah ku iri dengan gadis lain yang menceritakan isi bukunya dengan cerita- cerita Bahagia dengan sedikit bumbu cerita. Bukan aku tak bersyukur hidup dengan sosok yang mungkin tidak setiap orang memilikinya, entalah aku juga tak mengerti kenapa aku tak sedekat anak perempuan lain pada ayah dan kakak laki-lakinya, aku seperti pohon anggrek pada pohon mangga. Anggrek yang hanya menupang hidup pada pohon mangga, tanpa mengerti apakah pohon mangga akan terganggu dengan kehadiranku.
Akhir cerita, yang sebenarnya tak ingin ku baca lagi kelanjutannya. Namun harus ku baca, seperti membaca buku metodelogi penelitian karangan sugiono untuk mempersiapkan ujian lisan, dengan dosen professor mustaqim yang super teliti dan jeli mengamati, walaupun baik hati. tapi setidaknya aku harus menghargai dan mengerti agar mampu menghadapi setiap soal yang keluar dari bibir dan pita suaranya yang menggema Ketika malam mulai menuju puncaknya. Entah apakah kelanjutan cerita ini akan dapat ku baca hingga pada page terahir atau aku akan berhenti pada beberapa bab berikutnya. Entalah, ku harap aku mampu melaluinya layaknya ku lalui satu episode drakor yang membuatku terjaga hingga lupa semua tugas sebenarnya.
Awal cerita sebenarnya sudah di depan mata page page selanjutnya sudah mulai siap untuk kubaca, dari drama yang mungkin akan menguras air mata, atau bahkan menimbulkan gelak tawa yang membuatku seperti orang gila, entalah ku harap page selanjutnya beirisi cerita yang membuatku termotivasi lalu beranjak, bukan motivasi yang hanya jadi kenang yang berujung angan, ku rasa cerita ini akan baik-baik saja dan tidak bosan kubaca. karena ku percaya tuhan adalah penulis terbaik yang pernah ada, kuharap pohon anggrek mampu mengerti mangga dan mangga dapat mengerti pohon anggrek.
Posting Komentar
1 Komentar
bagus banget
BalasHapus