Suatu pagi
Karya : Fainta meow, MPI 20 A
“ Kringggg .... “
Alarm berbunyi kencang. Pertanda matahari telah menyapa menghadirkan semburat senyum semangat pejuang. Terdengar suara kokok ayam membangunkan para pemimpi sejati untuk mengawali langkah indahnya hari ini. Diriku yang mendengar semua itu malah lanjut menarik selimut untuk lanjut menciptakan mimpi-mimpi lagi.
Hari Sabtu. Sebenarnya banyak tugas yang menunggu. Akan tetapi berat sekali rasanya untuk memulai hari ini. Bahkan untuk sekedar menilik tugas apa saja yang harus digarap. Perkara menggarap tugas saja malasnya seperti harus dibombardir dengan rudal agar semangat kembali membara. Namun sayang, empuknya kasur lebih mudah menghipnotisku untuk melanjutkan tidur daripada menyelesaikan tumpukan tugas yang tingginya sudah seperti menara Eiffel.
***
“Kringggggg ....”
Untuk kedua kalinya Alarm kembali bersuara, menunjukkan pukul 09.00. Kali ini mataku mulai terbuka melihat teriknya matahari yang ternyata sudah cukup nyentrik bersinar. Sebenarnya subuh tadi aku sudah bangun untuk sholat namun biasalah di hari libur. Melanjutkan mimpi memang lebih menyenangkan lagi. Setelah akhirnya kini menggenapkan nyawa, aku tak langsung bergegas ke kamar mandi atau melakukan aktivitas sehari-hari. Biasalah, kurang lengkap rasanya kalo bangun tidur nggak ngecek HP barangkali ada pesan dari doi, eh lupa gak punya doi. Huhuhu.
Aku membuka HP lalu menggeser kebawah beranda instagram. Aku menemukan sebuah postingan di sebuah akun @mojok.co yang bercaption “mengapa sih tergila-gila sekali dengan sekolah tatap muka" spontan saja langsung ku buka akun tersebut dan klik link di bio instagram akun itu, setelah itu lanjut mencari artikel yang berjudul seperti postingan tadi. Awalnya agak heran ya membaca judul artikel tersebut namun setelah membaca isi artikel aku ikut mengangguk-angguk kepala pertanda setuju dengan penulisnya.
Salah satu kutipan yang menarik dalam artikel tersebut ialah “Sejarah mencatat bahwa tidak sedikit orang-orang sukses yang dihasilkan dari mempelajari sesuatu secara mandiri, hanya dengan didasari oleh keinginan dan minat yang kuat. Garis bawahi kembali kata-kata saya: tidak sedikit. Saya tidak memungkiri bahwa ada begitu banyak orang sukses yang menjalani pendidikan dari A sampai Z. Rata-rata ilmuwan favorit saya begitu kok, mulai dari Michio Kaku sampai Neil deGrasse Tyson; dari Walter Lewin sampai Richard Feynman; dan tentu saja, Pak Yohannes Surya. Namun begitu, kita tidak bisa pula memungkiri bahwa orang-orang seperti Karl May ada dan mencatat sejarah.” Dari pernyataan itu aku berpikir iya juga ya kalo kita punya keinginan kuat terhadap sesuatu pasti berusaha keras kan buat mendapatkan nya kayak ngejar doi misalnya. Ups hehehe. Begitu pula jika keinginan yang kuat itu diaplikasikan dalam pendidikan ya. Meski demikian semua kembali pada tiap kemampuan juga si menurutku karena tiap manusia kan terlahir dengan fitrah yang berbeda-beda jadi ada pula yang belajar otodidak lebih disukai dan dipahami serta adapula yang lebih suka belajar melalui pembimbing. Terlepas dari semua itu, entah untuk kebijakan selanjutnya daring atau luring menurutku yang terpenting tingkat kefokusan kita sih. Kalau kita mempelajari apapun dengan fokus pasti insyaallah mudah dipahami. Kok tiba-tiba pikiranku ikut bijak sih. Hehe
Mengingat hari sudah siang, aku harus kembali ke dunia nyata untuk melanjutkan aktifitas dan menyelesaikan banyak tugas, cukup mengesankan petualanganku di dunia maya, hal itu sangat meng ilhamiku lebih bersemangat belajar untuk kedepannya.
Posting Komentar
0 Komentar