Tuan Puan Tualang
Tuan puan tualang
Nadiyatul Muna MPI 19A
Selamat pagi, siang, dan sore sebagaimana waktu menamai dirinya sendiri
Kami, anak manusia kelahiran dari tanah
Bercita cita menjadi ahli huruf dan angka
Petualangan kami dimulai semenjak jam 6 pagi
Setelah matahari izin hadir disela subuh
Putra putri bumi terbangun membantu di ladang
Karena kata bapak, agar besok bisa makan dan kenyang
Urusan belajar nanti saja ketika sudah besar
Tapi bapak lupa, bahwa anaknya bercita cita
Tepat pukul 7 pagi, kami kabur dari dapur ibu
Berlarian ke bukit sebelah tempat ibu guru mengajar
Naik turun lembah yang jauh untuk kaki kami
Menyebrang sungai hingga kuyup kami
Sambil membawa bekal pesan ibu
"belajarlah angka, huruf dan tata krama, agar ketika pulang dan pergi tidak tersesat"
Ibu guru menyambut senang meski lusuh
Dengan kartu huruf nyaris putus
Papan tulis berlubang seperti gigi adik
Kata ibu guru, negaraku hebat
Berakyat semangat seperti kami
Sikecil yang riuh ingin belajar, meskipun jauh ditempat sana ada tikus yang berpendidikan serta tinggi tapi senang membodohi
Surya merendah mengingatkan segera kembali
Tas kresek berisi tugas berhias bintang dari bu guru
Kami tenteng menuju laut menjemput saudara tua pulang berlayar
Bersiap diberi tebakan dari kakak kami yang lulusan SD
Bersama pulang dirumah panggung
Kami membaca keluarga budi; menambah dan mengurangi apel; menulis nama pemberian orang tua
Dengan lilin temaram dan dinding kayu bocor
Langit sudah berganti nama menjadi malam
Sekian kisah petualangan dari tuan dan puan
Perwakilan dari pembelajar diranah nan jauh disana
Dihimpit terbatas, dipeluk harapan, dibesarkan dengan semangat.
Posting Komentar
0 Komentar