SKRIPSWEET

 Skripsweet



Pada saat itu, jarum jam menunjukan pukul 07.00 WIB. Aku dan kekasihku sedang berada di alun-alun. Waktu yang tepat untuk merefleksi tubuh di bawah teriknya matahari, hangat atau panas??, yaa, hangat atau panas tak masalah bagiku, yang terpenting badanku sehat.

Sepulang dari alun-alun kita beristirahat sejenak di teras rumah, sambil meminum teh hangat dan sepiring jajanan pasar.

"hari ini cuacanya cerah ya?" tanya si kekasihku.

Aku menjawab "iya, cerah bagaikan cerahnya isi hati dan wajahmu".

Seketika itu, dia tercengang lalu tersenyum dan raut wajah sedikit memerah.

Lalu dia bertanya lagi "eh ngomong-ngomong gimana kabar skripsimu, sudah sampai mana?.

"hmmm!!, gimana ya... Baru tahap awal ni", jawabku.

"tahap awal mana?, pengajuan judul, proposal atau yang mana?", tanya dia.

"pengajuan judul", jawabku. "lah kamu sudah sampai mana?", tanyaku

"aku sudah sampai bab akhir, besok mau minta nota dinas", jawab dia.

"wah, kamu mau sidang munaqosyah ya?, kapan", tanyaku.

Tiba-tiba ada yang menyahut dari dalam rumah, " sidangnya kapan niaaaa, selamat ya, semoga lancar!!", sahut mamaku.

"besok senin ma, pangestune iya ma" jawab nia. "Kamu kapan nyusul?, katamu mau wisuda bareng", dia bertanya.

"iya, insyaallah secepatnya, bantu dan supportnya ya", jawabku.

Semester tua yangbegitu banyak perjuangan melawan hawa nafsu kemalasan, kemalasan adalah sumber dari penyakit. Sampai ada pepatah yang mengatakan kill your laziness "bunuhlah kemalasanmu".

Semester tua, sebagai mahasiswa semester akhir sudah tidak asing lagi dengan pertanyaan-pertanyaan seperti, sudah skripsi apa belum, sudah sampai mana skripsimu, kapan wisudanya?. Setelah wisuda, kapan kamu menikah, kerja dimana dll. Seperti itulah potret kehidupan.


Noted

- Menulis skripsi itu hanya persoalan mau dan tidak mau untuk mengerjakan. Bukan karena skripsi itu sulit, tetapi pemikiran dan ketakutan di dalam otak itulah yang membuatnya sulit

- Menjadikan ketidakmampuan menulis sebagai alasan tidak mengerjakan skripsi. Padahal bukan karena tidak bisa menulis, tetapi kemauan yang kurang. Setiap orang bisa menulis, jika mau mencoba dan terus berlatih. Menulis itu bukan bakat, tetapi keterampilan yang bisa dilatih dan dibentuk.

Author : DIEMAS NUR FALAHUR ROZAQ (MPI 17C)

Posting Komentar

1 Komentar