TRIK MENIPU SETAN



 Assalamu’alaikum….

Buat kalian nih mahasiswa rajin, niat saja sampai dilafadzkan berkali-kali tapi ga ada aksi, terus niat lagi ehhh rebahan lagi, buka hp lagi, dan juga kadang lupa kalau udah makan tapi mau makan lagi, ga usah meringgis bikin mengkis-mengkis hehe. Ok, merencanakan hal baik itu bagus siii jadi kayak ke schedule gitu, tapi sering diantara kita bahkan saya juga sering gagal, yang bilangnya mau nugas dari jam 6 pagi sampai jam 6 sore juga masih utuh tugasnya. Nah, kalian tau itu kenapa? Hawa nafsu kita di ganggu sama setan, rencana kita digagalkan pada akhirnya pekerjaan tidak terselesaikan, karena setan tugasnya menganggu manusia, kita harus mengalahkannya.

TRIK MENIPU SETAN

Pada suatu acara perkumpulan dimana ketika itu Kyai Bisri Mustofa sedang berbincang-bincang dengan sahabatnya yaitu Kyai Mahrus Ali tentang tulis-menulis.

“Yen soal keimanan, barangkali kulo mboten kalah saking njenengan, mungkin luweh alim saking njenengan hehe.” (kalau soal keimanan, barangkali saya tidak kalah sama kamu, mungkin saya lebih alim dari kamu hehe). Kata Kyai Ali sambil tertawa menggoda.

“Tapi ngopo yo, kok njenengan niku saget produktif sekali menulis hebat sekali lo, sementara aku loh selalu gagal neng tengah dalan baru separuh utawi seperempat sudah macet, mboten saget dilanjut ke maleh.” (tapi kenapa ya, kok kamu itu bisa produktif sekali dalam menulis hebat banget ya, sementara aku selalu gagal ditengah jalan baru separuh atau seperempat sudah berhenti, ndak bisa di lanjutkan lagi). Kyai Ali bertanya dengan heran disertai rasa penasaran.

Kyai Bisri menjawab sambil tersenyum “lah sampeyan sih, nulis kok niat lillahi ta'ala” (lah kamu juga si, nulis kok niatnya lillahi ta’ala).

Dengan gaya mengejutkan dijawab oleh Kyai Ali “lho kok njenengan kepiye to? pak masa kyai menulis kok mboten lillahita'ala, niate kegem nopo?” (lah kamu gimana sih? Pak Kyai masa nulis niatnya bukan lillahi ta’ala, terus niatnta untuk apa?)

“Yen kulo nulis niku niate nyambut gawe.” (saya itu kalau nulis niatnya kerja). Saya kalau nulis sama kayak tukang jahit. Lihatlah tukang jahit walaupun ada tamu yang datang mereka tetap menjahit sambil berbicara melayani tamunya, tidak berhenti bekerja, kalau dikit-dikit berhenti kapan selesainya, saya juga begitu hehe.

“Yen gung opo-opo niat’e njenengan wes mulia pasti bakal diganggu karo setan ketika jenengan gawe ne, mengko dadi ra rampung-rampung.” (kalau belum apa-apa niatnya kamu sudah mulia pasti bakal diganggu setan dalam proses mengerjakannya, nanti jadi tidak cepat selesai). Jawab Kyai Bisri dengan gaya bicara biasanya.

Lah nanti kalau tulisannya sudah jadi, sudah diberikan kepada penerbit baru niatnya diganti yang mulia mulia atau apalah SETAN ITU PERLU KITA TIPU hehhe sambil tersenyum.

* * * * *

Suatu ketika di tengah malam Kyai Bisri mengajak liwetan para santri dengan lauk SATE (Sambel Terong). Di sana beliau makan banyak dan lahap sekali, sehingga para santri yang satu wadah makan besamanaya menjadi sungkan untuk memuluk nasi, kemudian Kyai Bisri berbicara “kena setan engkau akan ku tipu” sambil ketawa kecil. Maksud dari kalimat yang diucapkan Kyai Bisri tersebut itu apa ya? . Sehingga para santri penasaran dan menunggu kalimat setelahnya (santri kepo).

Kemudian kyai Bisri menjelaskan kelanjutan dari kalimat tersebut “tadi itu aku sedang menipu setan, tadi ketika makan setan membujukku untuk makan yang banyak supaya aku ngantuk dan tertidur lelap, padahal aku sedang banyak ide yang sudak tak sabar untuk aku tulis, rasakan lah kau setan engkau aku tipu aku akan menulis hingga subuh dan tidak akan tidur mana mungkin aku bisa tidur dengan kebanyakan ide seperti ini hehehe kena prank deh.”

العِلْمُ لَايُعْطِيْ بَعْضَهُ حَتَّى تُعْطِيَهُ كُلُّكَ

"Ilmu tak akan pernah memberikan satu bagian dari dirinya sampai engkau memberikan seluruh bagian dari dirimu"

Imam Kholil bin Ahmad

Semoga bermanfaat…

Wassalamu’alaikum……..

Author by Ropiana_MPI 19A


Posting Komentar

5 Komentar